Rabu, 01 Desember 2010

mirror

Kalian pernah membayangkan bagaimana menjadi orang yang gak tidak bisa bersosialisasi dengan orang lain, kurang berinteraksi dengan kehidupan sosial di luar sana. ya.. itulah kehidupanku. Ketika semua orang begitu bersenang-senang dengan hubungan dengan orang terdekatnya, entah orang tua, pacar, teman, partner, atau teman jejaring sosialnya. Aku sendiri menanggung semua beban yang ada di pikir. Bahkan matahari, awan, bulan pun enggan tersenyum. Memang aku pernah untuk mencoba-coba gabung dengan manusia-manusia seumuran denganku. dan saat-saat itulah saat yang begitu menyesakkan batinku, expresi mereka membuatku jadi minder, kesel dan marah. mereka banyak yang jadi kikuk dengan hadirnya aku, dan banyak yg mendiamkankan diriku. Bahkan ada yang tak segan meludahiku, memukuliku dan tak sedikit mereka mengambil barang-barangku.

Aku memang bukanlah tipe orang yang pandai bergaul dengan orang-orang. Tetapi harus kau ketahui aku adalah si jenius di kota ini. Kalian mungkin akan bertanya-tanya mengapa aku tidak bisa mendapat teman satu pun di dunia ini. bahkan guruku, yang harusnya digugu dan ditiru, pun mereka jadi sangat membenciku. Bukan karena aku berandalan atau melanggar hukum, tetapi aku dibenci karena kejeniusanku, sehingga mereka menjadi sangat tidak berguna ketika kelasnya kedatanganku. Aku memang tidak cocok hidup di dunia ini.

Dua hal di dunia ini yang begitu saya percayai, yakni aku yang ada di batinku dan diaryku. Aku hanya bisa berbicara dengan batinku sendiri, jazzy, mengajak dia berdiskusi, memikirkan rancangan mesin pembuat blackhole, dan tentu saja bermain dengannya seiap waktu. kemudian curhat dengan buku harianku yang sudah aku modifikasi sendiri supaya bisa memberi respon dan nasehat yang baik kepadaku. Namanya “diana”, kemanapun aku pergi, diana selalu setia masuk di dalam tas atau dalam kantong yang sengaja aku gedein supaya muat untuk menampungnya. Dialah pengganti orang tuaku yang dari aku umur 5 tahun sampai sekarang tidak pernah bertemu karena merantau di negri seberang. Aku memang sedari kecil sudah terbiasa hidup sendiri, mengurusi diri sendiri, memasak dan cuci baju sendiri. Orang tuaku tidak pernah menanyakan bagaimana keadaanku, apa aku baik-baik saja tinggal sendirian di rumah, bahkan merka tidak pernah mencantumkan alamat setiap kali mereka mengirimiku surat atau uang. Pernah tetangga sebelah rumahku mengatakan “orngtuamu itu sudah pisah dan kamu tuh anak haram, jadi mereka tidak bakalan mau mengasuh kamu,. buktinya mereka ogah mbubuhi alamat di surat yang merka kirim. Dan itu sudah cukup bukti bahwa mereka tidak mau kamu datang menemuinya”. Aku sendiri sih menyangkal apa yang mereka kataka, karena aku dan batinku, kepercayaanku sepakat untuk selalu berpikiran positif tentang segala hal yang berkaitan dengan orang tuaku. Ya meskipun aku sendiri pernah berfikiran untuk sekali-kali menghilangkan mereka tanpa bekas dari dunia ini dengan senapan pelenyap, tapi diana berhasil mendinginkan pikiranku.

Setiap aku merasa kesal, aku sering berdiri di depan kaca, bertanya-tanya dan mengeluhkan pada diriku yang berada di sisi lain dunia ini, dunia di belakang cermin. Aku yakin, aku yang ada di cermin pasti begitu bahagia, punya banyak teman, partner, dan hidup bagaikan di surga. Setidaknya itu yang aku ketahui dari sifat-sifat cermin di pelajaran fisika, yakni berkeadaan terbalik dengan dunia ini.

Sampai di suatu saat aku menemukan ide untuk membuat portal yang menghubungkan dunia nyata dengan dunia yang ada di cermin.

“Eh zy...”(aku)

“hee...”(jazzy, batinku)

“kira-kira aku yang ada di dalam cermin itu juga merasakan penderitaanku nggak ya??”

“kamu kok jadi berfikan kayak gitu, la emang kamu pengennya apaan, to?”(panggilan akrabnya ke aku adalah Anto)

“nggak, cuma pengen tahu aja, barangkali di sana diriku yang lain bisa jauh lebih bahagia?”

“Tunggu-tunggu.. jangan bilang kalo kamu mau bikin alat yang bisa menghubungkan ke dunia cermin???”

sontak aku tersenyum, dan berkata

“ahaha... kamu jenius jazzy, oke ayo kita pikirkan konsep dan buat rancangannya”

“he heiii... stop YA, stop. terus gimana dengan mesin pembuat blackhole yang dah kamu kerjain tu, katanya kamu pengen menjelajah waktu dan pengen tahu gimana orangtuamu dulu meninggalkanmu??”

“hallaaahh itu ntar-ntraran aja deh, kapan-kapan kita kerjain lagi... sekarang kita tentukan dulu rancanganya”

“yaa TERSELAH lah...”

Aku kembali ke lab pribadiku yang terletak sangat rahasia di balik tembok kamarku yang berketebalan 18 cm itu, aku buat ruangan virtual yang di dalamnya sangat luas, bahkan aku bisa memasukkan replika afrika miniku, lengkap dengan binatang-binatangan mini hasil dari rekayasa genetika.

“Rappo fivo, rap log in”

“akses diterima”

Begitu mesin penjaga mengatakan itu, langsung disodorkan komputer berlayar besar di depanku. aku meminta roger, asisten komputerku untuk menyiapkan seluruh informasi yang berkaitan dengan cermin. Memang kemajuan ilmu pengetahuan sampai saat ini masih payah, la masak informasi yang dihadirkan cuma pelajaran fisika untuk SD, SMP doang. Aduhhhhh aku butuh yang lebih nihhhh!!!!!!!!

malam hari, di kamar tidur, aku curhat dengan diana,

“dian, kira-kira suatu hari nanti aku bakal menikah dengan seorang gadis nggak yahh”(dalam bentuk tulisan yang aku ukir diatasnya)

“la emang sudah siap to, anto?” (muncul begitu selesai aku tulis pertanyaan di atas)

“haha.. ngenyek yo kowe ki???? la umure wae wis 17 kok”

“hihihi.. toleee toleee, rupanya kamu udah gede”

“haaaaaahhh gelo.. malah ngenyek????”

“haha...maff ya anto ya, tapi menurutku kamu harus bisa bergaul dulu dengan orang lain sebelum kamu menikah, terutama dengan seorang wanita, karena perasaan kasih sayang itu tidak muncul seketika, atau sekehandak kamu seperti kamu memerintahkan kepada roger”

“tapi aku agak sebel tuh sama mesin ronsokan itu, la masak aku suruh nyediain informasi tentang cermin, ehhh malah dia tampilkan pelajaran anak-anak??




“he heiii anto sayang, gak boleh ya menghina-hina barang walaupun ia menyusahkanmu, tapi biar bagaimanapun ia telah menjalankan perintahmu dengan baik. Dan lagian itu mesin kan ciptaanmu, ya yang pastinya juga mencerminkan kepribadian si pembuatnya”

“hahha asssemi.. malah arep ngajak gelut kowe yo, dian?, tak matiin ngko, biar kapok”

“hahaha piisss piiiisss ya, eh to, kamu bilang tadi info cermin ya?? aku pernah jalan-jalan di web dosen Amerika dan menemukan info bagus, mau liat gak, to?”

“ah maleees ah, yang tadi juga info dari dosen fisika, ilmuan juga, tetapi isinya ya cuma itu-itu saja”

ketika sedang asyik bercanda dengan diana, alarm di layar jam tanganku berbunyi, berisikan pesan pemberitahuan di lab kalau di kutub selatan terjadi pembekuan es yang sangat aneh, yang membentuk materi es dengen kerapatan yang sangat tinggi. Melihat pesan ini dengan tergopoh-gopoh aku langsung berlari menuju lab dan menyuruh roger supaya ditampilkan lagi informasi yang barusan. Setelah aku lihat, subhanallahhh ini sangat ajaib.

                                                                                                                                      BERSAMBUNG......?????

5 komentar:

  1. yayaya lumayan .. lumayan...
    tapi yang membuat aku merasa heran kok orang jenius dikucilkan???
    tapi aku suka dengan orang ini, ketika orang2 menjauhinya dia masih bisa survive dan curhat pada batin and diarynya. aku jujur agak aneh dengan perilakunya. but it,s so amazing...
    tapi sayang dak dilanjutinnn
    aku penasaran gimana kelanjutannya... tapi aku sarankan jangan jatuh ke cerita ke-sinetro2an
    ^_^

    BalasHapus
  2. cuma gitu thookkk????
    mana ni sambunganyeeeee
    cepet tulis yeee

    BalasHapus
  3. wahhhh anonim kabehhh????
    sopo to sampean2 kii
    oke-oke nantikan wae

    BalasHapus

Sindikasi techno.okezone.com

p4tkmatematika.org » PROBLEM SOLVING

The Dark Side of Pujiyanto

Ladies And Gentle Men, Please Welcome The Dark Side of Foo+G Slideshow: Pujiyanto’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to 5 cities New York City, Tokyo, Moscow, Solo and Quebrada Los Angles (near Manizales, Colombia) was created by TripAdvisor. See another United States slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.

I'm Gonna Be A Good Moslem, Insyaalloh

I'm Gonna be Good Moslem, Insyaallloh........ Slideshow: Pujiyanto’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to 15 cities including London, Cairo, Kuala Lumpur, Qatar, Jeddah, Mecca, Johor, Demak (near Semarang), Boyolali (near Solo) and Morocco (near Errachidia, Morocco) was created by TripAdvisor. See another United Kingdom slideshow. Create a free slideshow with music from your travel photos.

Pujiyanto

Ladies And Gentlemen Let's See The Most Charming Man...... Slideshow: Pujiyanto’s trip to Jakarta, Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Jakarta slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.